HARI HARIMAU SEDUNIA: KISAH TIGA SARANG TERAKHIR

Animalifenews.com – Hari Harimau Internasional, pada 29 Juli, di Indonesia terasa sunyi. Tidak ada perayaan besar seperti hari-hari peringatan lainnya. Padahal Indonesia telah kehilangan spesies ini, Harimau Jawa atau Panthera tigris sondaica telah dinyatakan punah, sejak tahun 1950. Kini, harapan kita bagi habitat harimau di Indonesia hanya di Pulau Sumatera, yaitu menyelamatkan Harimau Sumatera atau Panthera tigris sumatrae.

Foto.Harimau Sumatra-bskdn.kemendagri

Harimau, dulunya tersebar luas di seluruh Asia, kini telah menghilang dari sebagian besar wilayah jelajahnya. Namun, berkat upaya konservasi yang terpadu dan keinginan masyarakat untuk hidup berdampingan dengan mereka, predator agung ini kembali muncul di beberapa bagian benua ini meskipun menghadapi berbagai ancaman, termasuk hilangnya habitat dan perburuan liar.

Asia Selatan masih menjadi sarang harimau, tetapi beberapa wilayah lain juga memberikan harapan. Pada Hari Harimau Internasional, 29 Juli, Mongabay dalam mangobay.com menyajikan tiga kisah yang menawarkan harapan bagi kelestarian kucing besar ini.

Konservasi harimau Thailand 

Jumlah harimau di suaka margasatwa Huai Kha Khaeng dan Thung Yai (HKK-TY) di Thailand barat terus meningkat. Tempati ini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Sejak survei kamera jebak dimulai di sana pada tahun 2007, populasi harimau telah meningkat lebih dari dua kali lipat, tulis Carolyn Cowan dari Mongabay pada Juli 2024. Kini, diperkirakan terdapat sekitar 140 harimau Indochina di HKK-TY.

Thailand kini menjadi benteng terakhir harimau Indochina. Para peneliti mengaitkan peningkatan jumlah harimau di HKK-TY dengan tindakan konservasi jangka panjang seperti penguatan patroli jagawana untuk mengendalikan perburuan liar dan upaya untuk meningkatkan populasi mangsanya.

“Pemulihan harimau di Asia Tenggara masih sedikit, dan contoh-contoh seperti ini menunjukkan bahwa pemulihan dapat didukung di luar Asia Selatan, tempat sebagian besar kabar baik [tentang harimau] berasal,” ujar Abishek Harihar, direktur program harimau untuk LSM Panthera, kepada Mongabay.

Harimau Sumatera bertahan di hutan tak dilindungi

Di Provinsi Aceh, Indonesia, para peneliti memasang kamera jebak di hutan luas yang belum terlindungi di Ekosistem Ulu Masen, tempat mereka memotret 11 harimau Sumatra. Populasi subspesies langka ini kecil namun menjanjikan, tulis Cowan pada November 2024.

Survei tersebut juga mencatat beberapa spesies mangsa harimau, termasuk rusa sambar (Rusa unicolor), antelop serow (Capricornis sumatraensis), dan babi hutan (Sus scrofa).

Namun, hilangnya habitat, perburuan liar, dan penambangan liar masih menjadi ancaman signifikan di Ulu Masen. Para ilmuwan telah menyerukan perlindungan Ulu Masen yang lebih baik untuk mendukung konservasi dan pemulihan harimau, dengan harapan bukti baru tentang populasi harimau Ulu Masen menarik lebih banyak investasi dari para penyandang dana konservasi.

Harimau Amur muncul kembali di Kazakhstan

Pada September 2024, dua harimau Siberia bernama Bodhana dan Kuma dipindahkan dari sebuah suaka margasatwa di Belanda ke sebuah kandang semi-alami di Cagar Alam Ile-Balkhash, Kazakhstan. Harimau di wilayah tersebut diburu hingga punah sekitar 70 tahun  lalu, dan pasangan ini merupakan bagian dari proyek reintroduksi yang ambisius.

Kazakhstan dilaporkan telah menghabiskan waktu enam tahun untuk melakukan reboisasi di sebagian Ile-Balkhash dengan pohon-pohon asli, dan memperkenalkan kembali spesies mangsa seperti rusa Bukhara (Cervus hanglu bactrianus) dan keledai liar Asia ( Equus hemionus ), kata WWF.

Para ahli berharap Bodhana dan Kuma akan berkembang biak, dan anak-anaknya akan menjadi harimau liar pertama yang lahir di Kazakhstan, sehingga memacu populasi baru di wilayah tersebut. (Dda)

 

Posting Komentar

0 Komentar