KISAH PENYELAMATAN BEKANTAN, MONYET EKOR PANJANG DAN TRENGGILING

 Animalifenews.com – Tulisan ini berisi kisah penyelamatan tiga satwa yang dilindungi. Mereka semua mengalami perlakuan kejam dari orang yang tidak bertanggung jawab, yang mencari untung dari perdagangan satwa ilegal.       

Dari Surabaya, di penghujung  Juni 2025, malam belum larut ketika bau laut dan deru mesin kapal mengiringi langkah petugas patroli di Pelabuhan Tanjung Perak. Di tengah keramaian aktivitas pelabuhan, sebuah informasi rahasia menyusup, seekor satwa liar dilindungi diduga telah diseberangkan dari Banjarmasin, menempuh ratusan mil dalam pengap dan gelapnya kargo.

Foto.Bekantan korban perdagangan ilegal-KSDAE

Langkah cepat pun diambil oleh Unit II Intelair Subditgakkum Ditpolairud Polda Jawa Timur. Sekitar pukul 13.00 WIB, patroli di Pelabuhan Jamrud Utara menemukan pria dengan sepeda motor Honda Revo, membawa kandang kayu yang mencurigakan. Di balik jeruji kasar, matanya yang besar dan cemas menatap tajam, seekor Bekantan jantan (Nasalis larvatus), primata berhidung panjang endemik hutan bakau Kalimantan, terkurung tanpa suara.

Atas tindakan itu, seorang pria pun diamankan dan menghadapi ancaman pidana penjara minimal tiga tahun. Sementara Bekantan tersebut yang diduga diangkut melalui jalur Laut Jawa dari Banjarmasin menuju Surabaya. Balai Besar KSDA Jatim melalui Tim Penyelamatan Satwa Liar (Matawali) mengevakuasi satwa ini ke tempat rehabilitasi satwa yang selamat perdagangan ilegal.

Nasib Monyet Ekor Panjang

Ketenangan Kelurahan Tegal Gede, Sumbersari, Jember, terusik suara-suara lirih dari balik jeruji besi tua berkarat. Di dalam kandang sempit itu, seekor Macaca fascicularis atau monyet ekor panjang menghabiskan hari-harinya dalam keterasingan, jauh dari habitat alaminya.

Foto.Monyet ekor panjang yang dikerangkeng-KSDAE

Selama berbulan-bulan, satwa liar ini menghuni halaman belakang sebuah rumah di kawasan Perumahan Kaliurang Green Garden. Keberadaannya kian meresahkan warga. Ketakutan akan konflik antara manusia dan satwa pun kian mencuat. Hingga akhirnya, pada 30 Juni 2025, cerita pengasingannya mencapai titik akhir, dan sebuah momen penyelamatan dimulai.

Tim dari Balai Besar KSDA Jawa Timur, bersama mitra konservasi Jaringan Satwa Indonesia (JSI), bergerak cepat menindaklanjuti laporan warga. Namun, proses evakuasi tak berjalan mudah. Monyet itu berada dalam kandang besi terkunci dan memerlukan pemotongan paksa.  Ketika jeruji besi itu terbuka, bukan hanya seekor satwa bebas, tetapi juga harapan, masa depan ekosistem Jawa Timur.

Trenggiling Tersesat

Ini kisah tentang seekor trenggiling jawa (Manis javanica) jantan, satwa langka dan dilindungi penuh oleh hukum nasional serta internasional, tersesat di pemukiman warga Desa Kintelan, Kabupaten Mojokerto, pada malam 29 Juni 2025. Kejadian ini berujung pada rangkaian aksi penyelamatan lintas instansi yang menggugah publik akan pentingnya perlindungan satwa liar.

 

Foto.Trenggiling Jawa yang tersesat ke perkampungan-KSDAE 

Balai Besar KSDA Jawa Timur melalui Tim Penyelamatan Satwa Liar (Matawali) Resort Konservasi Wilayah (RKW) 09 Mojokerto menerima penyerahan satwa tersebut dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Trenggiling ini ditemukan dalam kondisi luka ringan di bagian wajah dan sela jari. 

Evakuasi awal dilakukan oleh tim BPBD Mojokerto pada 30 Juni 2025 setelah menerima laporan dari warga. Yang akhirnya diserahkan ke Balai Besar KSDA Jatim pada 2 Juli 2025 untuk mendapatkan penanganan medis lanjutan di Wildlife Rescue Unit (WRU) di Sidoarjo.

Trenggiling jawa bukan sekadar satwa liar, ia adalah simbol kerentanan biodiversitas Asia Tenggara, termasuk kategori Critically Endangered menurut IUCN. Spesies ini sering menjadi korban perdagangan ilegal karena permintaan sisiknya yang tinggi di pasar gelap dunia.

Kisah penyelamatan satwa luar in meski berhasil diselamatkan, namun kisah ini membuka tabir ancaman yang lebih luas. Tekanan habitat, konflik satwa-manusia, dan masih kurangnya kesadaran publik. Dari kasus ini pula muncul kesepahaman baru antara BBKSDA Jatim untuk memperkuat sinergi, pelatihan pengenalan jenis satwa, teknik penanganan darurat, dan kampanye edukatif bagi masyarakat. (Dda) (Sumber: Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem)

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar