BERDAYAKAN NAGARI JADI PUSAT PENGEMBANGAN EKONOMI HIJAU, SUMBAR GANDENG DENMARK

Animalifenews.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Strategi utamanya menjadikan nagari sebagai pusat pengembangan ekonomi hijau dan sirkular berbasis kearifan lokal.

Gubernur Sumbar Mahyeldi menegaskan hal tersebut, dalam kegiatan Sosialisasi dan Penyamaan Persepsi Kebijakan Ekonomi Hijau dan Sirkular, di Aula Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (30/6/2026).

Foto.Sumbar Kerja Sama dengan Denmark berdayakan Nagari-Ist.


“Kalau kita ingin membangun Sumatera Barat yang berkelanjutan, maka kita harus mulai dari nagari. Karena di sanalah nilai hidup, kebiasaan, dan budaya lokal bertumbuh. Nagari adalah fondasi untuk membangun ekonomi hijau yang tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga berakar kuat pada identitas kita,” ujar Mahyeldi.

Ia juga menekankan bahwa berbagai krisis yang terjadi saat ini, mulai dari krisis pangan, lingkungan, hingga regenerasi petani, menuntut pendekatan pembangunan lebih holistik. Melalui RPJPD 2025–2045 dan RPJMD 2025–2029, Pemprov Sumbar telah menyiapkan misi menjadikan Sumbar sebagai lumbung pangan berbasis kearifan lokal. Sejumlah program seperti Nagari Creative Hub dan perluasan perhutanan sosial turut menjadi bagian dari strategi ini.

Komitmen ini mendapat sambutan positif dari mitra internasional. Perwakilan Kedutaan Besar Denmark, Erika Torres Liquin, menyatakan arah kebijakan Pemprov Sumbar sejalan dengan nilai-nilai keberlanjutan yang diusung oleh Denmark. Ia pun menyampaikan perhatiannya pada konsep “green circular” yang akan menjadi topik utama kegiatan ini.

Green circular economy tidak hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga kita semua. Kami percaya kolaborasi seperti ini akan membawa manfaat besar bagi masa depan kedua negara,” ungkap Erika seperti disampaikan penerjemah.

Sementara itu, Direktur Sekolah Pascasarjana UNP, Yenni Rozimela juga mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang menggandeng Denmark ini. Menurutnya, Denmark menjadi pilihan tepat karena merupakan salah satu yang terbaik di dunia dalam hal kinerja lingkungan. Tidak hanya itu, kata Yenni, Sumbar memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi hijau.

“Kerusakan lingkungan tidak hanya berdampak pada ekosistem, tapi juga ekonomi masyarakat. Sumbar memiliki potensi hijau yang besar, dan Denmark adalah mitra yang tepat dalam penguatan strategi ini,” jelasnya seperti ditulis laman sumbarprov.go.id.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Sumbar, Siti Aisyah, selaku Ketua Forum Alumni Danida Fellowship Centre (DFC) Denmark menyebut, kegiatan ini sebagai langkah awal menyatukan pemahaman antar-pemangku kepentingan.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal untuk menyusun strategi yang konkret dan partisipatif. Tidak hanya antar-instansi, tapi juga melibatkan akademisi, masyarakat, dan mitra internasional. Ekonomi hijau bukan hanya wacana, tapi jalan masa depan kita,” tegas Siti.

Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah akademisi, mahasiswa, OPD, kelompok tani, LSM, dan masyarakat umum, serta dilaksanakan secara luring dan daring. Selanjutnya, diskusi dilanjutkan dengan forum kelompok terarah (FGD) dan pemaparan materi dari para narasumber ahli. Dengan hadirnya ruang kolaborasi seperti ini, Pemprov Sumbar membuka jalan bagi pengembangan ekonomi hijau yang inklusif dan berdampak langsung di tingkat nagari. (Dda)

 

Posting Komentar

0 Komentar