Animalifenews.com – Sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati dan pemain kunci perdagangan global, Indonesia menghadapi tantangan berkelanjutan dalam melindungi sektor pertanian dan peternakannya dari penyakit hewan lintas batas. Untuk itu, Badan Karantina Nasional (Barantin), dengan dukungan teknis dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (FAO), menginisiasi proyek dua tahun untuk meningkatkan sistem biosekuriti di Indonesia.
Proyek ini bertujuan untuk
mengurangi berbagai risiko penyakit dengan meningkatkan langkah-langkah
pencegahan, deteksi, dan pengendalian, dan menanggapi hama dan penyakit hewan
serta melindungi sektor pertanian dan peternakan nasional.
![]() |
Logo. Badan Karantina Nasional |
Kedua Lembaga ini pada, Kamis
(6/2/2025) mengumumkan penyelesaian proyek Program Kerja Sama Teknis (Technical
Cooperation Programme/TCP) yang bertujuan untuk memperkuat sistem
biosekuriti nasional.
Dalam acara tersebut, Kepala
Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, menyoroti kebutuhan mendesak
untuk penguatan langkah-langkah biosekuriti guna mengatasi ancaman yang
ditimbulkan oleh hama dan penyakit. Ia mencatat bahwa ancaman-ancaman ini, yang
dapat menyebar dengan cepat melalui pergerakan manusia, perdagangan, dan faktor
lingkungan, menghadirkan risiko serius bagi kesehatan masyarakat dan ekonomi
nasional.
Sahat menyampaikan
apresiasinya atas dukungan FAO, dan menekankan pentingnya kolaborasi di sektor
ini. “Dengan selesainya proyek ini menunjukkan komitmen berkelanjutan Indonesia
untuk memperkuat biosekuriti dan menjaga sektor pertanian kita. Berkat dukungan
FAO, kita telah membuat langkah-langkah yang berarti dalam meningkatkan
kapasitas untuk mengatasi ancaman biosekuriti,” ungkapnya dalam siaran pers.
Sahat mengajak semua
lapisan—masyarakat, pemerintah, dan industri—untuk mendukung inisiatif
biosekuriti nasional dan menekankan bahwa dengan memperkuat langkah-langkah
biosekuriti, Indonesia dapat mempertahankan upaya karantina yang efektif untuk
melindungi sumber daya alam dan mata pencaharian.
Perwakilan FAO untuk
Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal, memuji penyelesaian proyek ini yang
merupakan capaian penting dalam upaya Indonesia untuk memperkuat kerangka
biosekuriti. “Melalui upaya kolektif, kita dapat membangun sistem biosekuriti
yang tangguh dan berkelanjutan yang melindungi pertanian dan peternakan
Indonesia untuk generasi mendatang. FAO bangga mendukung Indonesia dalam
perjalanan ini dan akan terus memberikan bantuan dan keahlian kami untuk
memastikan dampak yang berkelanjutan,” kata Aryal.
Dukungan TCP untuk ‘Proyek
Peningkatan Biosekuriti’ difokuskan pada penguatan langkah-langkah
dekontaminasi, sistem ketertelusuran, dan diagnostik laboratorium untuk
meningkatkan pencegahan, deteksi, dan pengelolaan penyakit.Kesenjangan
biosekuriti utama telah diidentifikasi, yang mengarah pada peningkatan proses
karantina, pemantauan penyakit, dan sistem ketertelusuran untuk mengurangi risiko wabah.
Lebih jauh, pedoman dekontaminasi baru telah ditetapkan untuk meningkatkan
keselamatan pergerakan hewan bersama dengan peta jalan untuk ketertelusuran
pakan ternak guna memastikan kualitas dan keamanan di seluruh Indonesia.
(Dda/Ril)
0 Komentar