Animalifenews.com – Pemerintah Indonesia akan tingkatkan pengembangan industri garam nasional untuk mendukung target swasembada garam pada 2027. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka peluang investasi untuk pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini akan menjadi model pengembangan industri garam nasional.
![]() |
Foto.Garam Industri-ist |
Dengan
potensi lahan lebih dari 10.000 hektare dan kondisi iklim ideal, enam hingga
tujuh bulan musim kemarau per tahun, Rote Ndao dinilai memiliki kemiripan
karakter geografis dengan lokasi tambak garam kelas dunia seperti Dampier,
Australia. KKP menargetkan produktivitas lahan mencapai 200 ton per hektare per
siklus.
Kawasan K-SIGN akan dikembangkan secara terpadu dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN seperti PT Garam, hingga investor swasta dan membuka peluang kerja. Model bisnis yang ditawarkan mencakup pengelolaan tambak, pembangunan sarana produksi, gudang, washing plant, refinery, serta sistem distribusi terintegrasi.
“Ini
adalah bentuk konkret keberpihakan pemerintah kepada industri garam nasional.
Rote Ndao akan menjadi wajah baru pergaraman Indonesia yang berdaya saing
tinggi,” ujar Dirjen Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara dalam siaran resmi KKP
di Jakarta, Rabu (18/6).
Ia
menambahkan bahwa kawasan ini juga akan menjadi pusat pengembangan hilirisasi
garam yang bernilai tinggi.
Serap Puluhan
Ribu Tenaga Kerja
Pembangunan
K-SIGN di Rote Ndao diproyeksikan menyerap hingga 26.000 tenaga kerja dan
meningkatkan pendapatan masyarakat hingga 2,5 kali UMR setempat. Selain itu,
proyek ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor garam, yang saat
ini masih mencapai lebih dari 2,5 juta ton per tahun untuk industri kimia dan
pangan.
Investasi
dalam proyek K-SIGN tidak hanya menjanjikan keuntungan ekonomi, tetapi juga
berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan teknologi,
mekanisasi, dan tata kelola modern, kawasan ini ditargetkan menjadi benchmark
baru pergaraman di kawasan tropis.
Sebelumnya
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan kick-off
pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Desa Matasio,
Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur pada awal Juni 2026. Pembangunan
sentra industra garam menggunakanpendekatan ekstensifikasi terpadu, yang
mencakup pembangunan tambak garam modern, fasilitas gudang dan pengolahan,
hingga penataan kelembagaan dan kerja sama produksi. (Dda)
0 Komentar