MEMPRIHATINKAN, HASIL PEMANTAUAN KLH ATAS MUTU AIR DI 1.482 SUNGAI

Animalifenews.com — Hasil Pemantauan Mutu Air Semester I 2025 di 4.482 lokasi pada 1.482 sungai yang dilakukan pemerintah, menunjukkan 70,7 persen lokasi tercemar, sementara hanya 29,3 persen memenuhi baku mutu. Tiga provinsi: DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Papua Selatan, bahkan mencatat seluruh titik pemantauan sungainya tercemar. Kondisi ini membuat Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, merasa prihatin.

Hanif menyebut sungai bukan hanya urat nadi kehidupan hari ini, tetapi juga menentukan kualitas kehidupan generasi mendatang. Namun kondisi sungai di Indonesia masih memprihatinkan.

Foto.Aksi bersih-bersih sungai Menteri KLH bersama Komunitas-Ist

Menteri Hanif menegaskan bahwa membersihkan dan memulihkan sungai adalah investasi masa depan. Dalam momentum Hari Sungai Sedunia 2025 di Sungai Cipinang, Jakarta Timur, ia mentransmisikan aksi nyata lintas sektor sekaligus mempercepat penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air (RPPMA) untuk mengatasi pencemaran sungai yang masih tinggi.

“Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang, melainkan meminjamnya dari anak cucu kita. Maka tugas kita adalah menjaga agar pinjaman itu tetap utuh, bersih, dan bermanfaat,” kata Hanif dalam kegiatan bertema “Sungai Kita, Masa Depan Kita” atau “Sungai Kita, Masa Depan Kita.”

Langkah Strategis: 3 RPPMA
Sebagai langkah strategis, KLH/BPLH telah menetapkan, tiga RPPMA untuk memulihkan Daerah Aliran Sungai Ciliwung, Citarum, dan Cipinang, serta mempercepat pengesahan empat dokumen lainnya. Sebanyak 15 dokumen tambahan tengah dikebut penyusunannya. “RPPMA menjadi pedoman teknis dalam pengelolaan sungai, pemantauan kualitas udara, serta pencegahan pencemaran secara lintas sektor dan lintas wilayah,” jelas Hanif dalam siaran persnya.

Momentum Hari Sungai Sedunia kali ini juga ditandai dengan aksi bersih-bersih Sungai Cipinang yang melibatkan TNI, PPSU, UPK Badan Air, hingga puluhan komunitas peduli sungai dari berbagai daerah, seperti Konsorsium Lingkungan Hidup Banten, Sahabat Lingkungan Karawang, Komunitas Peduli Ciliwung Kota Bogor, Bambon Lestari Depok, dan Green Ranger SMPN 34 Depok.

“Kami senang KLH/BPLH terus hadir dan mendukung gerakan komunitas. Harapan kami, aksi seperti ini tidak berhenti dalam peringatan Hari Sungai saja, tetapi jadi kegiatan rutin agar sungai benar-benar pulih,” ujar perwakilan Komunitas Peduli Ciliwung Kota Bogor, saat ikut kegiatan tersebut.

Menteri Hanif menegaskan bahwa menjaga sungai adalah tanggung jawab bersama. Dunia usaha perlu mengurangi limbahnya, investor memberi solusi inovatif, media menyuarakan kesadaran, masyarakat menjaga kepedulian, dan masyarakat berperilaku bijak buang sampah. “Sungai adalah milik kita bersama, maka menjaga sungai juga tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari aksi lokal. Sungai Cipinang menjadi contoh nyata bahwa kerja kolektif dapat memberi dampak besar. “Cinta lingkungan bukan sekedar slogan, tapi diwujudkan dengan tangan yang mau memungut sampah, hati yang peduli, dan pikiran yang mencari solusi,” ujarnya.

Mengutip tokoh lingkungan dunia Baba Dioum, Hanif menutup pesannya: “ Pada akhirnya, kita hanya akan melestarikan apa yang kita cintai; kita hanya akan mencintai apa yang kita pahami; dan kita akan memahami hanya apa yang diajarkan kepada kita. ” Menurutnya, aksi bersih sungai adalah sarana edukasi agar masyarakat semakin memahami pentingnya menjaga sungai sumber sebagai kehidupan. (Dda) 

Posting Komentar

0 Komentar