Animalifenews.com - Pakar Buah Tropis IPB University, Prof Sobir mengungkapkan bahwa jeruk asal China yang membanjiri pasar Indonesia telah berdampak pada penurunan pembelian dan harga jeruk petani lokal.
Menurut Prof Sobir, jeruk
asal China lebih menarik karena warna yang merata dan kulit yang tebal,
sehingga mengurangi persepsi konsumen terhadap kesukaan atas jeruk lokal.
![]() |
Foto.Pakar Buah IPB Prof Sobir-ipb.ac.id |
Selain itu, jeruk asal China
juga lebih murah dan lebih banyak di pasar Indonesia dibandingkan dengan jeruk
lokal karena produktivitasnya yang tinggi. Data Food and Agriculture
Organization tahun 2023, produktivitas buah jeruk China mencapai 19,5
ton/ha, jauh mengungguli Indonesia yang hanya 3,8 ton/ha.
Sementara jeruk asal
Indonesia, tipe jeruk didominasi oleh tipe jeruk siam dengan warna utamanya
kehijauan dengan kulit tipis yang agak susah dikupas. Dari segi rasa, jeruk
lokal juga agak asam,” jelasnya.
Prof Sobir juga menyampaikan
bahwa petani jeruk lokal selama ini menghadapi sejumlah tantangan, seperti
serangan penyakit citrus vein phloem degeneration (CVPD), tidak
efisiennya skala usaha, kurangnya best practises, dan kualitas benih
yang kurang baik.
Untuk meningkatkan kualitas
dan produktivitas jeruk lokal, Prof Sobir menyarankan agar pemerintah melakukan
penerapan karantina yang lebih ketat untuk jeruk impor yang kurang baik
mutunya, serta melakukan pendampingan terhadap petani jeruk yang sudah melakukan
budi daya.
Pembinaan Pemerintah
Selain itu, Prof Sobir juga
menekankan pentingnya kerja sama antara petani, pemerintah, dan industri untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas jeruk lokal.
“Pemerintah mesti melakukan
pembinaan terhadap petani, mengawal penyediaan bibit bermutu, menyediakan
teknologi budi daya berbasis agroklimat spesifik (lingkungan tumbuh), dan
mengembangkan kelembagaan yang kuat,” ucapnya seperti ditulis dalam laman ipb.ac.id.
Untuk masa depan petani
jeruk lokal dan industri jeruk di Indonesia, Prof Sobir menyarankan agar
dilakukan sejumlah pengembangan, seperti pengembangan best practices
untuk agroklimat spesifik, pengembangan varietas unggul baru dan pengendalian
hama terpadu.
Tak hanya itu, pengembangan
sistem penanganan pascapanen dan rantai pasokan yang efisien berkeadilan juga
harus masuk menjadi agenda pemerintah demi memajukan industri dan petani jeruk
Indonesia. (Dda)
0 Komentar