Animalifenews.com – Badan Karantina Nasional (Barantin) telah melakukan analisa risiko, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium kepada 1.600 ekor sapi perah impor asal Australia ke Probolinggo dan Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim). Sapi impor tersebut untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan ketersediaan pangan hewani yang bergizi, salah satunya penyediaan susu sehat.
Susu sapi
adalah pangan hewani yang sangat bergizi dan dibutuhkan bagi tumbuh kembang,
kesehatan, kekuatan mental, dan kecerdasan anak. Melalui program Peningkatan
Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN), Pemerintah menggandeng semua pihak
termasuk swasta, untuk menyediakan 1 juta ekor sapi perah dalam 5 tahun dimulai
dari tahun 2025.
![]() |
Foto.Sapi impor asal Australia tiba di Jawa Timur-Ist. |
Pada tanggal 27 dan 28 Juni 2025, PT. Japfa melalui PT. Santosa Agrindo Lestari bekerjasama dengan PT. Greenfields, melakukan pemasukan 1.100 Sapi Perah asal Australia ke Probolingo. Adapun PT. Kironggojoyo memasukkan 500 ekor Sapi Perah Impor ke Banyuwangi.
Seperti
ditulis dalam laman karantinaindonesia.go.id, Barantin melakukan
analisis risiko, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium di Instalasi Karantina
Hewan untuk menjamin kesehatan seluruh Sapi Perah Impor yang masuk ke wilayah
Provinsi Jawa Timur tersebut.
"Sapi
Perah impor ini kami pastikan kesehatannya. Selama kurang lebih 14 hari ke
depan, seluruh sapi perah ini berada di dalam Instalasi Karantina Hewan di
Probolinggo dan baru bisa dibebaskan setelah dinyatakan sehat oleh Dokter Hewan
Karantina yang kami tugaskan di Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Jawa
Timur", ucap Cicik Sri Sukarsih, Direktur Tindakan Karantina Hewan yang
hadir langsung didampingi Ketua Tim Impor beserta Pimpinan dan Jajaran BKHIT
Jawa Timur, Pemprov Jawa Timur, PT. Santori dan PT. Greenfields.
Sesuai dengan
Protokol Karantina Hewan, Penyakit yang menjadi target pemeriksaan dan harus
dipastikan tidak menginfeksi Sapi Perah Impor tersebut adalah Penyakit Mulut
Kuku, Lumpy Skin Diesease, Keluron Menular (Brucellosis), Bovine
Viral Diarhea, dan Enzootic Bovine Luekosis (EBL), Paratuberkulosis,
dan Enzootic Bovine Leukosis.
Program Kemitraan
Diperkirakan pada pertengahan Juli 2025, rangkaian Tindakan Karantina Hewan telah selesai dan seluruh Sapi Perah tersebut dapat langsung diterima oleh masyarakat peternak yang menjalin kemitraan dengan Greenfields.
Pelabuhan Tanjung Tembaga ditetapkan oleh Badan Karantina Indonesia dengan SK Kepala Badan Nomor 2176 Tahun 2025 sebagai tempat pemasukan Sapi Perah Impor untuk daerah Probolinggo, setelah memenuhi Analisis Risiko dari Deputi Bidang Karantina Hewan.
Kepala Balai
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Jawa Timur, Hari Yuwono Ady,
yang turut hadir di Pelabuhan Tanjung Tembaga saat sapi dibongkar di pelabuhan,
mengungkapkan, "Sapi perah tersebut akan dilakukan tindakan karantina, di
antaranya pemeriksaan fisik maupun laboratorium, pengasingan dan pengamatan,
dan perlakuan seperti disinfeksi untuk memastikan kesehatan sapi
tersebut".
Hari juga
menjelaskan bahwa Karantina Jawa Timur, juga berkoordinasi dengan Dinas
Peternakan, Provinsi Jawa Timur, untuk memastikan bahwa sapi perah tersebut
sehat dan siap untuk memproduksi susu.
Di
tempat yang sama juga hadir Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah
Aryani. "Kita bersama sama menyiapkan ketahanan pangan, karena
Jawa Timur sebagai pemasok susu terbesar hampir 60 persen. Kita berkomitmen Jatim
tetap menyediakan susu terbaik untuk kepentingan Jatim dan Indonesia, peternak
bisa berjaya dengan adanya kedatangan sapi perah ini, yang dikelola dengan
konsep kemitraan," ujar Indyah. (Dda)
0 Komentar