MEMASUKI 2025, AMUK HARIMAU DI WILAYAH SUMATERA MENINGKAT

Animalifenews.com – Amuk Harimau memasuki tahun 2025 di beberapa wilayah di Sumatera nampak makin serius. Perilaku hewan endemik ini semakin ganas sehingga perlu perhatian serius dari pemerintah pusat maupun daerah agar konflik tidak meningkat sehingga merugikan kelestarian hewan langka ini.   

Amuk Harimau terakhir terjadi di Aceh Timur, tepatnya di Desa Seunebok Rambong, Kecamatan Nurussalam. Seekor sapi milik Ilyas (47), warga desa tersebut, Sabtu (25/1/2025), ditemukan mati akibat terkaman harimau.

Foto.Harimau Sumatera-britannica.com


Gangguan harimau di kawasan ini terjadi sejak sebulan terakhir. Praktis, sudah enam sapi diterkam hewan yang dilindungi negara itu. Kapolsek Nurussalam, Iptu Novian Fitra, dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, sapi itu mati di kawasan kebun kelapa sawit milik PT Tanjung Raya Bendahara, Aceh Timur.

"Saksi mata melihat satu harimau sekitar 30 meter dari bangkai sapi yang sudah mati itu," katanya.

Sapi itu tewas diterkam pada bagian bokong. Kami imbau waspada lebih baik, jangan sampai ada korban lagi," kata Kapolsek. Dia menyebutkan telah meneruskan peristiwa itu ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh Pos Aceh Timur.

Dia berharap, BKSDA segera melakukan pencegahan agar harimau bisa kembali ke kawasan hutan. "Untuk sementara kami imbau masyarakat lebih waspada, apalagi saksi mata melihat masih ada harimau di kawasan perkebunan itu," tuturnya seperti ditulis laman kompas.com.  

Di Lampung baru-baru ini, Harimau menyerang seorang pria asal Purworejo, Jawa Tengah yang  baru seminggu di Lampung Barat, Zainudin alias Pon. Jasadnya ditemukan tak utuh diduga akibat serangan harimau di daerah Kubu Balak, Pekon Kegeringan, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat, Selasa, (21/01/2025). 

Sebelum ditemukan meninggal, Zainudin dilaporkan kakaknya, Romidin, kali terakhir terlihat di Talang Kubu Balak, Pamangku Waylipu, Kegeringan, Batu Brak, Lampung Barat, Minggu, (19/01/2025) Zainudin meninggal diduga diterkam harimau itu dibenarkan Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, Kamis, (23/01/2025).

Laman waktulampung.pikiran-rakyat.com mencatat tujuh orang di Lampung Barat, diserang harimau Sumatera dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, terhitung sejak 8 Februari 2024 hingga Selasa, 21 Januari 2025. Berdasarkan data Waktu Lampung Online, dari tujuh orang itu, empat meninggal dunia.

Tidak hanya di Aceh dan Lampung, di Sumatera Barat, laman hariansinggalang.co.id menulis, seekor sapi milik warga Pagadih Hilia, Nagari Palupuh, Kabupaten Agam, diduga diserang harimau. Akibatnya, kepala sapi tersebut mengalami luka-luka.

Informasinya, sapi tersebut diketahui diserang satwa dilindungi bernama latin Panthera Tigris Sumatrae pada Jumat (24/1/2025) pagi.

Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar Ade Putra mengatakan, sapi milik Rinaldi tersebut ditemukan dalam kondisi terluka di kandangnya.  "Sapi mengalami luka pada bagian kepala dan telah mendapatkan pengobatan dari dokter hewan setempat," kata Ade Putra.

Populasi Meningkat

Sementara itu,  Bidang TN Wilayah III Bengkulu-Sumsel Rejang Lebong memprediksi populasi harimau sumatera di wilayah Rejang Lebong akan meningkat hingga 27-35 ekor pada tahun 2025. Perkiraan ini didasarkan pada hasil survei populasi dan upaya konservasi yang intensif pertemuan individu di kawasan hutan lindung tersebut.  

Seksi Perlindungan dan Pengamanan Hutan, Bidang TN Wilayah III Bengkulu-Sumsel Rejang Lebong, Muhammad Insan Ramdani mengungkapkan, peningkatan populasi harimau sumatra ini merupakan hasil kamera pertemuan individu. 

“Kita belum menghitung untuk 2025, namun kita prediksi ini meningkat 27-35 ekor. Karena kita berkaca di 2 tahun sebelumnya,” ujar Insan seperti ditulis harianrakyatbengkulu.bacakoran.co (Dda)

Posting Komentar

0 Komentar